PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menerapkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS di Stasiun Stasiun dan sejumlah Balai Yasa. Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mengungkapkan, nilai investasi untuk proyek tersebut memakan anggaran sekitar Rp18 miliar. Adapun, proyek pembangunan PLTS atau solar panel ini tersebar di 40 stasiun dan 2 Balai Yasa.
Total kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 1.072,5 kiloWatt peak (kWp). "Hari ini kita meresmikan program yang sangat bermanfaat bagi alam, yaitu pembangunan PLTS di Stasiun Stasiun di seluruh pulau Jawa dan pulau Sumatera serta di Balai Yasa Manggarai dan Balai yasa Yogyakarta. Investasinya Rp18 miliar," ungkap Didiek di Jakarta, Kamis (28/12/2023). Meskipun memakan anggaran yang cukup besar, namun Didiek menilai implementasi atau penerapan PLTS memberikan dampak atau manfaat yang lebih luas.
Update Klasemen Liga 2 Terbaru: PSBS Biak Lolos Semifinal, Persiraja dan Deltras FC Berada di Puncak Persela Lamongan Masih Berpeluang Lolos ke Semifinal Liga 2, Berikut Pesan Optimisme Pelatih Jadwal Pekan ke 5 Liga 2 Promosi Degradasi: Kalteng Putra di Ambang Liga 3, PSMS FC Bekasi Was was
Keyakinan Pelatih Persela Lamongan Usai Imbang di Kandang, Timnya Tetap Bisa Lolos Semifinal Liga 2 Daftar Skuad Indra Sjafri saat Timnas U20 Indonesia vs Thailand, Siaran Ujicoba Tayang TV Nasional? Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini Litbang Kompas dan 4 Lembaga, Paslon Terkuat di Semua Provinsi Halaman 4
Yakni, mampu mengurangi emisi gas karbon sebesar 48,21 ton atau setara menanam pohon sebanyak 66 pohon. "Tapi penghematannya baik penghematan listrik maupun karbon itu luar biasa. Dan kita ingin memberikan yang lebih lagi untuk tahun tahun mendatang," sambungnya. Menurut Didiek, implementasi PLTS di lingkungan KAI ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk turut serta menghijaukan Indonesia melalui Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Adapun, stasiun yang menerapkan listrik dari PLTS adalah Stasiun Commuterline atau KRL, maupun Stasiun pemberhentian KA Jarak Jauh. Untuk Stasiun KRL yaitu Stasiun Tanjungpriok, Depok, Citayam, Jakartakota, Duri, Serpong, Parungpanjang, Cikini, Bogor, Gondangdia, Juanda, Manggabesar, Sawahbesar, Rangkasbitung, Tangerang, Univ. Indonesia, Cawang. Sementara untuk Stasiun KA Jarak Jauh yakni Pasar Senen, Cirebon, Cirebonprujakan, Brebes, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Cilacap, Yogyakarta, Ketapang, Probolinggo, Jember, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Tegal, Pekalongan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Bojonegoro, dan Wonokromo.
Adapun Balai Yasa atau bengkel kereta api milik KAI yang telah terpasang PLTS yaitu terdapat di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan. Saat ini pemasangan PLTS di Balai Yasa Yogyakarta Tahap I sudah selesai dengan kapasitas 33 kWp, untuk tahap selanjutnya pemasangan PLTS akan selesai pada bulan Maret 2024. Adapun PLTS Balai Yasa Mangarai periode bulan November Desember 2023 sudah mengurangi emisi gas karbon sebesar 9,29 ton atau setara menanam pohon sebanyak 13 pohon.
Sistem PLTS yang dibangun KAI ini menggunakan sistem On Grid dimana sistem PLTS terhubung dengan jaringan listrik PLN sehingga listrik pada bangunan aset KAI tetap andal dalam melayani kebutuhan pelanggan KAI. "Sistem PLTS yang terpasang sudah terhubung dengan jaringan internet sehingga energi yang dihasilkan oleh PLTS dapat dimonitor secara realtime melalui komputer ataupun aplikasi pada perangkat handphone," lanjut Didiek. Pembangunan solar panel ini melanjutkan roadmap implementasi solar panel KAI.
Ke depan, KAI akan memperbanyak implementasi PLTS secara bertahap pada tahun 2024 di aset bangunan KAI baik di bangunan stasiun, balai yasa, kantor, maupun di Griya Karya. "Dengan keunggulan yang kita bangun ini harapan kami dapat memberikan semangat bagi kita semua untuk terus bertransformasi menciptakan suatu inovasi inovasi dan memberikan nilai tambah untuk kenaikan tata kelola untuk ESG," pungkas Didiek.