Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim, sekitar 70 persen warga Pasir Panjang di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau menyatakan siap bergeser ke Tanjung Banun. Bahlil menyatakan itu saat menerima perwakilan warga Rempang di sebuah masjid di Tanjung Banun, Kota Batam, Jumat (06/10/2023). "Saya menerima aspirasi dari Pasir Panjang. Dari saudara kita di Pasir Panjang sudah 70 persen mereka setuju untuk dilakukan pergeseran," ungkap Bahlil dalam keterangannya dikutip, Minggu (8/10/2023).
Pasir Panjang merupakan salah satu dari lima kampung yang diprioritaskan untuk bergeser sehubungan dengan pembangunan Rempang Eco City. Tercatat sebanyak 150 Kepala Keluarga (KK) menempati kampung tersebut. Dari jumlah tersebut, 70 persen KK sudah bersedia bergeser namun sebagian masih diminta untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Dalam kunjungannya ke Tanjung Banun, Bahlil juga menerima aspirasi dari masyarakat Rempang.
Sekurangnya ada dua hal yang disampaikan oleh masyarakat pada pertemuan tersebut. Pertama, permintaan untuk pergeseran dilakukan di Dapur 3. Resep Sambal Matah yang Bisa Disajikan Dengan Lauk Apa Saja untuk Santapan Berbuka Puasa Simak 5 Resep Sajian Istimewa dengan Bahan Sederhana untuk Berbuka Puasa, Dijamin Lezat
Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan 22 Live SCTV, Man City vs Burnley, Liverpool, Arsenal, MU Bos Man City Pep Guardiola Kecewa Sebut Manchester United Rekrut Omar Berrada Tidaklah Cukup Resep Gabin Tiramisu, Menu Praktis nan Manis untuk Buka Puasa di Rumah
Tak Lagi Usik Kiper PSM Makassar, Persija Jakarta Punya Calon Kiper Baru Sehebat Reza Arya Pratama Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Kedua, tentang kepastian penggantian rumah yang nilainya lebih mahal daripada yang disediakan oleh pemerintah. Terkait permintaan pertama, Bahlil menyebut akan mempertimbangkan aspirasi tersebut.
Ia juga menjelaskan, sebelumnya lokasi pergeseran memang direncanakan di Dapur 3. Namun karena juga ada aspirasi masyarakat yang lokasinya ingin di dekat pantai, pemerintah membuat kebijakan mengubah lokasi pergeseran ke Tanjung Banun. "Saya sudah tinjau lokasi Dapur 3, itu tanjakannya tinggi sekali. Saya sengaja jalan kaki, tidak naik mobil supaya Pak Gubernur dan Pak Wali Kota ikut saya jalan kali. Untuk perahu nelayan jauh sekali. Maka kemudian, kita fokus cari tempat dekat pantai, jadi lokasi relokasi inilah (Tanjung Banun) yang saya tinjau," tutur Bahlil. "Tapi aspirasi ini kami terima. Saya pertimbangkan," sambungnya.
Terkait dengan kepastian penggantian rumah, Bahlil meyakinkan warga untuk tidak meragukan komitmen pemerintah. Menurutnya, jika nilai rumah yang disediakan oleh pemerintah lebih murah, maka pemerintah akan mengganti selisihnya. "Contoh sekarang, rumah ini kan yang diganti (oleh pemerintah) tipe 45. Harganya Rp120 juta. Terus kalau bapak ibu punya rumah ada 500 juta. Itu (penilaian) tidak berdasarkan BP Batam tapi berdasarkan konsultan yang akan menilai yaitu KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik)," ungkap Bahlil.
Bahlil tidak menepis kabar bahwa masih ada masyarakat yang belum setuju untuk bergeser. "Ada juga sekelompok ibu ibu yang menyampaikan aspirasi untuk belum mau bergeser. Mereka masih ingin tetap di sana. Itulah negara kita negara demokrasi. Jadi justru di situ semakin meyakinkan kepada saya bahwa penting kami pemerintah terus melakukan komunikasi yang baik, sosialisasi yang baik," ungkapnya. Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah telah menetapkan lima lokasi prioritas yang akan bergeser dalam tahap pertama pengembangan Rempang Eco City.
Lokasi prioritas tersebut mencakup kampung Pasir Panjang, Blongkeng, Sembulang Hulu, Sembulang Tanjung dan Pasir Merah. Secara total, di lima kampung tersebut terdapat 961 KK. Warga yang sebelumnya menolak bergeser, sebagian telah menyatakan setuju untuk pindah dan akan segera menempati hunian sementara. Dari seluruh KK di lima kampung tersebut, tercatat sudah 341 KK yang secara sukarela menyatakan mau melakukan pergeseran.