Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, puluhan ribu warga Palestina berbondong bondong ke ujung paling selatan Gaza dalam beberapa hari terakhir. Hal itu untuk menghindari pemboman Israel di tengah Kota Gaza, yang menurut pejabat rumah sakit telah menewaskan puluhan orang, Jumat (29/12/2023). Warga Palestina merasa tidak aman karena tidak ada tempat yang aman di wilayah kantong kecil ini.
Orang orang tiba di Rafah dengan truk, gerobak, dan berjalan kaki. Mereka yang belum mendapatkan tempat di tempat penampungan, telah membangun tenda di pinggir jalan. “Orang orang menggunakan ruang kosong untuk membangun gubuk,” kata Direktur Komunikasi di UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, Juliette Touma, Jumat, dilansir ABC News .
“Beberapa orang tidur di mobil mereka, dan yang lain tidur di tempat terbuka," jelasnya. Foto foto Korban Kecelakaan Maut di Bandung Barat, Ada Anak anak hingga Lansia, Begini Kondisinya Viral Karyawan Izin Sakit Biar Bisa Liburan, Syok Ketemu Bos di Pesawat yang Sama
Mudahnya Membuat Foto Jadi AI Disney Pakai Bing Image dan Canva, Edit Sesukamu di HP Israel Perluas Serangan di Tengah Kota, Warga Palestina Berbondong bondong ke Gaza Selatan Bela Virgoun yang Ngotot Penjarakan Inara Rusli, Febby Carol Singgung Aib: Maunya Menang Sendiri Halaman 3
Panduan Cara Edit Foto Couple jadi Foto AI Disney Pixar Bisa Pakai Bing Image Creator, Lagi Trend Jelajah Wisata Flores, Foto foto Tempat Wisata Unik dan Menarik di Maumere Sikka Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4
Kampanye militer Israel yang semakin meluas, yang telah meratakan sebagian besar wilayah utara, kini terfokus pada kamp kamp pengungsi perkotaan Bureij, Nuseirat, dan Maghazi di tengah Gaza. Pesawat pesawat tempur dan artileri Israel diketahui telah meratakan bangunan bangunan. Namun, pertempuran belum mereda di wilayah utara, dan kota Khan Younis di selatan, tempat Israel meyakini para pemimpin Hamas bersembunyi, juga merupakan medan pertempuran yang membara.
Militan terus menembakkan roket, sebagian besar ke wilayah selatan Israel. Sebelumnya, Israel melancarkan serangan besar besaran di Gaza tengah dan selatan pada malam hari hingga Rabu (27/12/2023), setelah memperluas serangannya terhadap Hamas ke lebih banyak wilayah di mana militer telah meminta warga Palestina untuk mencari perlindungan pada awal perang. Warga melaporkan adanya pemboman besar besaran di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah, dan di kota selatan Khan Younis dan Rafah, daerah di mana puluhan ribu orang mencari perlindungan karena sebagian besar wilayah utara Gaza hancur menjadi puing puing.
"Itu adalah malam yang mengerikan. Kami belum pernah melihat pemboman seperti itu sejak awal perang," kata Rami Abu Mosab, berbicara dari kamp Bureij, tempat dia berlindung sejak meninggalkan rumahnya di Gaza utara, Rabu, dikutip dari CBS News. Ia mengatakan, pesawat pesawat tempur terbang di atasnya dan suara tembakan serta ledakan bergema dari tepi timur kamp yang seperti kamp lainnya di Gaza. Kamp itu menampung para pengungsi dari perang tahun 1948 yang mengelilingi negara Israel dan keturunan mereka, dan sekarang menyerupai lingkungan padat penduduk lainnya.
Sebagai informasi, perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 21.300 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak anak. Serangan Israel memicu krisis kemanusiaan yang menyebabkan seperempat penduduk Gaza kelaparan. Jumlah korban tewas dari Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Para pejabat Israel telah mengabaikan seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menjadi kemenangan bagi Hamas, yang telah dijanjikan oleh militer untuk dibubarkan. Mereka juga berjanji akan memulangkan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas setelah serangan mereka pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang. Serangan Hamas itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
PBB mengatakan pada Kamis (28/12/2023) malam bahwa sekitar 100.000 orang telah tiba di Rafah, di sepanjang perbatasan dengan Mesir, dalam beberapa hari terakhir. Gelombang pengungsi ini membuat lebih banyak orang terpaksa tinggal di salah satu daerah terpadat di Gaza. Israel telah memerintahkan penduduk Gaza tengah untuk menuju ke selatan, namun meski pengungsi telah berdatangan, Rafah tidak luput dari serangan tersebut.
Serangan pada Kamis malam menghancurkan sebuah bangunan tempat tinggal, yang menewaskan sedikitnya 23 orang. Israel mengatakan pada pekan ini bahwa mereka memperluas serangan daratnya ke wilayah tengah Gaza, menargetkan kawasan padat penduduk yang dibangun untuk menampung ratusan ribu pengungsi Palestina dari perang tahun 1948 seputar pendirian negara Israel. Israel menyalahkan tingginya angka kematian pada Hamas, yang dituduhnya melibatkan penduduk sipil, dan mengatakan pasukannya telah menemukan gudang senjata dan terowongan bawah tanah di bangunan tempat tinggal, sekolah, dan masjid.
Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, telah mendesak negara tersebut untuk mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut untuk menyelamatkan warga sipil dan memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan. Israel mengatakan pihaknya memperingatkan warga sipil untuk meninggalkan wilayah yang menjadi target mereka dengan berbagai cara. Israel juga berupaya untuk lebih tepat dalam mengeluarkan perintah evakuasi.