Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto mengatakan regulasi hingga kemampuan adopsi teknologi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) negara untuk meningkatkan indeks digital global. Andi mengatakan dengan menggabungkan beberapa indeks digital global dari skala 1 paling rendah dan 5 paling tinggi, Indonesia sedang bergerak dari posisi 2 menuju 3. Hal tersebut disampaikannya usai acara Seminar Nasional PPSA XXIV bertajuk Kepemimpinan Digital dan Konsolidasi Demokrasi di Lemhannas RI Jakarta Pusat pada Selasa (3/10/2023).
"Jadi kalau dihat dari sisi regulasi, kita masih punya PR untuk menguatkan regulasi misalnya sampai hari ini kita belum punya UU Keamanan Siber. Jadi sekarang regulasi kita tentang siber ditopang dari UI ITE dan UU perlindungan data pribadi. Harus bergerak ke UU keamanan siber," kata Andi. "Nanti ada aturan aturan turunan tentang keamanan siber untuk infrastruktur kritis, untuk infrastruktur vital, untuk sektor finance, dan seterusnya sehingga ada standarisasinya," sambung dia. Selain itu, kata dia, dari sisi alokasi anggaran juga masih menunjukkan kelemahan terutama topangan anggaran untuk BSSN.
Apabila dilihat dari kebutuhan ideal BSSN, menurutnya tahun ini seharusnya sudah mencapai angka Rp6 trilun. Di Ambang Perang Lawan Hizbullah Lebanon, Pejabat di Israel Minta Warga Menimbun Makanan Israel Rekrut 100 Ribu Pekerja India Saat Ribuan Tentara Zionis Tewas
Hizbullah Gagalkan Serangan Israel ke Lebanon, Pasukan IDF Tewas Dirudal Kebinet Perang Israel Mau Rapat di Utara, Pangkalan Militer Meron Malah Kena Lagi Rudal Hizbullah Israel Pakai Bom Fosfor Putih ke Lebanon, Drone Hizbullah Balas Hantam Iron Dome
Jurgen Klopp Resmi Tinggalkan Liverpool, Xabi Alonso dan Lima Kemungkinan Pengganti Pelatih The Reds Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 "Sementara yang bisa disiapkan oleh pemerintah masih berada di seputaran Rp1 trilun. Jadi gapnya masih sangat besar," kata dia.
Dari sisi kemampuan adopsi teknologi, kata dia, menunjukkan bahwa dari sisi teknologi baik infrastruktur, perangkat keras, fiber optic, platform media, Indonesia belum masuk ke dalam peta geo digital yang telah dibuatnya. Negara tetangga Indonesia terdekat yang masuk ke peta geo digital tersebut, kata dia, di antaranya Singapura. Selain itu, kata dia, ada China, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.