– Toyota Motor Corp dikabarkan menghentikan produksi kendaraannya di Jepang untuk sementara waktu pasca gempa bumi yang melanda Semenanjung Noto pada awal pekan ini. Produsen mobil itu awalnya berencana untuk memulai produksi pada Senin (1/1/2024), namun rencana tersebut dibatalkan setelah gempa terjadi di Jepang bagian tengah. President Toyota Motor Corp, Koji Sato mengatakan pihaknya akan segera memutuskan kapan produksi kendaraan Toyota akan kembali dimulai.
“Kami berharap dapat mengambil keputusan dengan menilai situasi dan kondisi para pemasok,” katanya, seraya menambahkan bahwa 10 dealer di Prefektur Ishikawa yang dilanda gempa juga tidak dapat beroperasi. Toyota sendiri telah dilanda serangkaian masalah produksi dalam beberapa tahun terakhir. Produsen mobil tersebut menghentikan sebagian produksi dalam negerinya selama 10 hari pada Oktober 2023 setelah terjadi ledakan di pabrik salah satu pemasoknya yang menyebabkan krisis suku cadang.
Pada Maret 2022, serangan siber terhadap pemasok lain juga membuat perusahaan menghentikan produksi di seluruh pabriknya di Jepang. Imam di Masjid Al Ula Balikpapan Meninggal Dunia saat Pimpin Salat Subuh, Andi Syamsul Suka Mengaji Cerita Burhansyah Detik detik Gantikan Imam Andi Syamsul Meninggal Salat Subuh, Curiga Sujud Lama
Briptu Anumerta Alfando Steve Karamoy Gugur di Tangan KKB, Pemprov Papua Tengah Berduka Tetangga Menangis Ceritakan Sosok Andi Syamsul yang Meninggal saat Jadi Imam Salat di Masjid Al Ula 'Siapa Tahu Ini Malam Terakhir' Ucapan Andi Syamsul Bahri sebelum Meninggal Sujud Subuh
Akhirnya Pelaku Carok Madura Ngaku Soal Ilmu Kebal, Tidak Luka Saat Lawan 4 Pendekar, Siapa Gurunya? Kunci Jawaban PAI Kelas 10 Halaman 170 174 Kurikulum Merdeka: Penilaian Pengetahuan Bab 6 Halaman 4 Secara terpisah, Sato juga meminta maaf atas skandal pengujian keselamatan di anak perusahaan mobil kecilnya, Daihatsu Motor Company yang mengakibatkan penghentian seluruh pengirimannya di dalam dan luar negeri.
“Saya berada dalam posisi untuk mengawasinya, namun pemahaman saya tentang operasionalnya tidak cukup,” kata Sato. Dia mengatakan akan bekerja sama dengan Daihatsu untuk mengusut tuntas penyebab masalah dan alasan mengapa karyawan merasa terpaksa melakukan pelanggaran tersebut.