Aula pencatatan pernikahan yang kosong di Mianyang telah menjadi trending topik di platform media sosial China dan menjadi simbol menurunnya tingkat pernikahan di negara tersebut. Untuk memperingati Hari Valentine China, kantor pencatatan pernikahan di kota Mianyang di Provinsi Sichuan menyiarkan siaran langsung upacara pencatatan pernikahan selama festival Qixi. Siaran langsung tersebut bertujuan untuk menampilkan suasana romantis di hari romantis.
Namun ternyata, beberapa orang yang menonton siarang langsung tersebut mengatakan, pasangan yang datang untuk menikah tidaklah banyak. Dalam siaran tersebut, aula pencatatan pernikahan terlihat kosong. Siaran langsung tersebut akhirnya menjadi viral di China dan menunjukkan penurunan keinginan menikah pada generasi muda.
Angka resmi menunjukkan tingkat pernikahan di China menurun drastis. Kesedihan Cornelia Agatha Saat Rizal Ramli Dimakamkan, Termenung, Tundukkan Kepala hingga Menangis Cornelia Agatha Berduka, Sosok Mendiang Rizal Ramli Diakui Sebagai Kekasihnya
Angka Pernikahan di China Menurun, Banyak Pasangan yang Tidak Ingin Menikah Rizal Ramli Masuk Liang Lahat, Cornelia Agatha Menangis, Bantah Bakal Menikah: Wajar, Dekat, Pacaran Ruat Muka Cornelia Agatha Hadiri Pemakaman Rizal Ramli Disorot, Terus Tertunduk Lesu dan Menangis
Meski Tren Menurun, Angka Pernikahan Dini di Batang Masih Tinggi Bu Kades Ngamuk Ayam Rp4,5 Juta Dicuri, Mbah Suyatno Tempuh Jalur Hukum: Diberi Rp1 M Pun Tak Kuakui Halaman 4 Sebelumnya Pemerintah telah membuat kebijakan yang mendorong pasangan untuk menikah.
Mengutip Aljazeera , jumlah orang yang menikah turun dari sekitar 13,5 juta pasangan setiap tahunnya pada tahun 2013. Pada tahun 2022, jumlah orang menikah menurun menjadi sekitar 6,8 juta. Angka angka itu menunjukkan orang orang di China juga menikah lebih lambat, angka perceraian meningkat, dan jumlah orang yang memilih untuk tetap melajang semakin meningkat.
Ternyata, banyak generasi muda yang memilih untuk tidak ingin menikah. Mereka memilih untuk hanya berpacaran atau melajang. Seorang pemuda di China, Yu Zhan, mengatakan mereka menganggap pernikahan tidak sesuai dengan kehidupan modern mereka.
“Pernikahan seperti sekarat di Tiongkok,” kata Yu Zhang. Zhang diketahui telah berpacaran bersama pacarnya selama 2 tahun. Zhang mengaku, ia sering membicarakan tentang pernikahan.
Namun mereka selalu sampai pada kesimpulan yang sama. Menurut mereka, pernikahan tidak memberikan kebahagiaan bagi mereka. “Memikirkan untuk menikah membuat kami lebih stres daripada bahagia"
Mereka mendefinisikan pernikahan sebagai penyatuan dua keluarga serta harus membeli rumah dan memulai sebuah keluarga. Menurut mereka, ketiga tujuan tersebut tampaknya tidak realistis. “Jika kami harus mulai membayar rumah dan mempunyai anak, kami tidak akan punya waktu atau uang untuk hal hal seperti itu lagi,” katanya.